Jangan Jadi Kiper, Itu Berat, Biar Aku Saja

kiper kesepian

Piala Dunia 2018 bisa dibilang menjadi panggung pertunjukan bagi beberapa kiper top dunia. Namun di tengah sederet kiper yang mampu tampil gemilang, beberapa nama besar justru disorot karena performa buruk yang mereka tampilkan. Bahkan kiper sekelas David De Gea, yang musim lalu mendapatkan predikat kiper terbaik Premier League, tidak bisa berbuat banyak kala Spanyol disingkirkan Rusia di babak 16 besar lewat adu penalti.

Bermain di empat laga Piala Dunia, De Gea menerima tujuh tembakan tepat sasaran dan sayangnya hanya satu tembakan saja bisa dia selamatkan, sedangkan enam sisanya berhasil menjadi gol. Sontak, De Gea langsung dicap sebagai kiper medioker atas performanya itu. Padahal, ia baru saja melewati musim terbaiknya bersama Manchester United dengan mencatatkan 17 clean sheets pada 2017/18 lalu.

posisi kiper kesepian
De Gea melakukan blunder saat mengantisipasi tendangan kaki kiri Cristiano Ronaldo.

Semudah itukah orang-orang melupakan jasa seorang penjaga gawang? Menjadi seorang penjaga gawang atau kiper memang sebuah pekerjaan berat. Itu adalah fakta di lapangan yang sering diabaikan banyak orang. Beberapa kiper akan dipuji karena tampil bagus di bawah mistar gawang, tetapi beberapa lainnya harus menerima kenyataan pahit dengan menjadi kambing hitam atas kekalahan timnya.

Tidak ada tempat bersembunyi bagi para kiper saat mereka sudah turun ke lapangan. Tantangan berat seperti apapun harus tetap dihadapi walau taruhannya adalah nama baik dan karier, bahkan keselematan mereka. Mungkin itulah yang membuat tidak banyak orang mau menjadi kiper dalam permainan sepak bola atau futsal. Alih-alih bisa bersenang-senang di lapangan, mencetak gol dan merayakannya, kiper malah lebih sering jadi sasaran tembak lawan atau target kemarahan rekan satu tim. Saat berhasil melakukan penyelamatan pun, jangankan berselebrasi, kiper harus tetap fokus untuk menghadapi gelombang serangan berikutnya.

Kiper asal Polandia yang bermain untuk AFC Bournemouth, Artur Boruc, pernah memberi pengandaian bahwa peran penjaga gawang dalam sebuah tim itu seperti seseorang dalam militer yang bertugas memegang bom. Jika dia melakukan satu kesalahan saja, maka semua orang akan ikut meledak. Sebagai seorang kiper, membuat satu kesalahan bisa berbuntut kekalahan bagi tim, namun yang terparah adalah bisa membuat orang lupa sudah berapa banyak penyelamatan yang sebelumnya pernah dia buat.

Bahaya Selalu Mengancam


Saya pernah berpikir, mengapa saya mau menjadi kiper di tim futsal saya, padahal kiper adalah posisi yang paling berisiko jika dibandingkan dengan posisi lain. Ketika pemain lain berusaha menghindari kontak saat bola ditendang dengan kerasnya, kiper harus siap menangkap atau menghalau bola dengan bagian tubuh manapun: tangan, kaki, badan, bahkan wajah pun sering menjadi tembok untuk menghalau bola.

posisi kiper kesepian

Bukan hanya benturan dengan bola, namun kiper juga berisiko terbentur tiang gawang, jatuh dengan posisi salah dan bertabrakan langsung dengan pemain lawan yang sedang giras ingin mencetak gol.

Yang paling sering mungkin adalah jatuh dengan posisi salah. Bayangkan jika kalian bermain di lapangan dengan kondisi buruk, seperti tanahnya keras, rumputnya jarang-jarang atau lebih parahnya lagi ada kerikil yang tersebar di area gawang. Tentu area seperti ini membuat kiper tidak nyaman dan rawan menyebabkan cedera jika terjatuh. Dalam futsal pun demikian, kiper harus memakai perlengkapan keamanan di beberapa bagian tubuh untuk meminimalkan risiko cedera saat beradu dengan lantai yang keras.

Salah satu kasus terburuk yang dialami kiper pernah terjadi di sepak bola Indonesia beberapa waktu lalu. Kiper kawakan Perslea Lamongan, Choirul Huda, mengalami benturan keras dengan rekan setimnya di area kepala saat hendak mengamankan bola. Tak lama setelah kejadian, sang legenda menghembuskan napas terakhir di rumah sakit.

Dalam hal ini, artinya kiper harus memiliki fokus yang sangat tinggi dalam pertandingan. Di satu sisi kiper harus fokus menjaga gawangnya dan kiper juga harus tetap waspada terhadap bahaya yang mengancam keselamatannya.

Paling Sering Disalahkan


Sudah menjadi pemain yang paling berisiko di lapangan, kiper masih saja sering dikambinghitamkan jika kebobolan. Padahal, terjadinya gol juga bisa diakibatkan karena buruknya koordinasi pemain-pemain di depan kiper. “Tapi ‘kan kiper bertugas memberi instruksi ke rekan-rekannya saat bertahan.” Betul juga. Lagi-lagi kiper yang salah.

Menjadi kiper memang harus memiliki mental yang kuat. Seorang kiper tidak boleh mudah goyah mentalnya saat kemasukan gol atau yang terburuk adalah saat dicemooh orang-orang. Ratusan penyelamatan akan dilupakan ketika seorang kiper melakukan satu kesalahan dan mengakibatkan timnya kebobolan, tetapi yang paling penting adalah kiper harus bisa tetap percaya diri dan membuktikan kualitasnya dengan melakukan penyelamatan-penyelamatan yang lain.

Selalu Kesepian


Apa yang dilakukan seorang kiper saat timnya sedang melakukan serangan? Berdiri sendirian di posisi paling belakang sambil melihat bola dimainkan oleh teman-temannya. Ya, kiper pasti akan merasa kesepian di setiap permainan. Untungnya, selama menjadi kiper futsal saya tidak terlalu merasa kesepian, karena lapangan futsal ukurannya tidak sebesar lapangan sepak bola. Selain itu ada pula istilah power play dalam futsal, yang mana kiper bisa ikut maju menyerang jika dibutuhkan. 

posisi kiper kesepian
Penjaga gawang sendirian di belakang ketika teman-temannya melakukan serangan.

Bukti lain kalau kiper pasti kesepian adalah kiper selalu menjalani latihan terpisah dari pemain-pemain lain dan selalu melakukan pemanasan secara terpisah sebelum pertandingan. Masih kurang bukti lagi? Dalam penulisan formasi pun kiper seolah-olah dianggap tidak ada. Misalnya formasi 4-3-3 atau 4-4-2, mengapa tidak ditulis 1-4-3-3 atau 1-4-4-2? Bahkan selain dari penulisan, kiper secara tidak langsung juga sudah ‘dipisahkan’ dari outfield player dengan harus mengenakan warna seragam yang berbeda.

Mantan kiper Chelsea, Petr Cech, mengatakan ketika berada di bawah mistar gawang, ia juga selalu diselimuti rasa kesepian. Kiper selalu mendapat tantangan besar karena jarang disorot dalam sebuah pertandingan. Meski demikian, Cech tetap senang karena menurutnya penjaga gawang adalah posisi yang spesial dalam permainan sepak bola.

“Saya kira seorang kiper pasti merasa kesepian sepanjang waktu, tetapi posisi ini selalu spesial di lapangan dan itulah alasan saya menyukainya,” kata Petr Cech dikutip dari situs resmi Arsenal (30/1/2018).

“Ini adalah sebuah tantangan besar. Biasanya kiper adalah orang yang akan disalahkan atas segala hal yang terjadi. Lalu kiper tidak pernah dipuji jika ada pemain yang mencetak gol, tetapi begitulah keadaannya.”

“Saya menikmati dan senang berada di posisi ini untuk melakukan penyelamatan penting. Terlepas dari apakah yang saya lakukan diperhatikan orang atau tidak.”

Memilih konsisten bermain sebagai penjaga gawang adalah keputusan yang berani. Saya pun masih tidak habis kenapa ada beberapa pemain sepak bola top yang pernah mengawali karier sebagai outfield player, lalu memutuskan menjadi seorang kiper, posisi yang paling kesepian dalam sepak bola.

Derita Kiper Cadangan


Itu baru derita yang dialami oleh kiper utama sebuah tim, kiper cadangan atau kiper backup punya riwayat yang lebih menyedihkan lagi. Saking sedikitnya posisi kiper dalam sebuah tim, maka pelatih tidak punya banyak opsi saat harus memainkan seorang pemain di posisi tersebut. Yang terbaik pasti akan jadi pilihan utama, karena hanya ada SATU tempat! Sementara kiper pelapis harus menunggu jatah bermain yang entah kapan akan terjadi.

Steve Harper, mantan kiper Newcastle United, pernah bertahun-tahun hanya menjadi pelapis Shay Given. Selama 20 tahun kariernya di Newcastle, jumlah bermainnya sangat sedikit. Ia mengaku seringkali harus berbicara dengan keluarga, psikolog dan dokter akibat depresi karena jarang mendapat kesempatan bermain.

posisi kiper kesepian
Penampilan terakhir Steve Harper untuk Newcastle tahun 2013 diwarnai kekalahan 1-0 dari Arsenal.

Nasib kiper cadangan paling mujur mungkin dialami oleh Sven Ulreich musim lalu. Kiper cadangan Bayern Munich itu tampil penuh selama musim 2017/18 lalu karena sang kiper utama, Manuel Neuer, cedera. Jika tidak ada 'bencana' seperti cedera parah, menjadi kiper cadangan di Bayern seperti sebuah mimpi buruk bagi seorang kiper. Sebab posisi Neuer di tempat utama sangat sulit tergantikan. Andai Neuer dalam kondisi bugar, mungkin Ulreich hanya akan menunjukkan aksinya di saat latihan dan di sesi pemanasan saja.

***

Jadi kiper itu berat. Anak-anak pun pasti lebih ingin menjadi seperti Cristiano Ronaldo saat dewasa nanti, agar mereka bisa mencetak banyak gol dan berselebrasi di depan penonton, ketimbang menjadi seperti Gianluigi Buffon, yang akan langsung disorot jika gawangnya kebobolan. Tetapi mereka yang ingin menjadi kiper pasti memiliki sesuatu yang spesial, karena di saat orang lain bermimpi untuk mencetak gol indah, dia bermimpi untuk bisa menggagalkan gol indah itu.

Kiper tidak bisa menentukan kemenangan tim dengan mencetak gol, tetapi kiper bisa menjaga keunggulan timnya sehingga menghasilkan kemenangan.
Bagikan:

Posting Komentar

Top Ads

Middle Ads 1

Middle Ads 2

Bottom Ads